I.
KALAM
Kalam: lafadz yang tersusun dari dua kalimat atau lebih
dan memberikan faedah serta berbahasa arab atau di sengaja. Contoh جاء زيد
KET : kalam adalah
kalimat yang memenuhi syarat diatas,. Artinya
- bisa dikatakan kalam apabila berupa lafadz ( kalimat tersebut terdiri dari sebagian huruf hijaiyah). Dalam contoh di atas kedua kalimat tersebut sama-sama terdiri dari sebagian huruf hija'iyah yaitu ج , ا ,ء dan ز, ي , د .
- lafadz tersebut terdiri dari dua kalimat ( dua lafadz) atau lebih . Dalam contoh di atas tersusun dari kalimat جاء dan kalimat زيد .
- lafadz yang tersusun dari dua kalimat atau lebih tersebut harus memberikan faedah ( susunan kalimat yang memberikan pemahaman, sekiranya orang yang mendengarkan tidak usah bertanya lagi dan orang yang mengungkapkan susunan kalimat tersebut tidak usah mengulangi). Dalam contoh di atas memberikan pemahaman bahwa zaed itu berdiri beda halnya dengan lafadz إن قام زيد ( kalau zaed berdiri) karna dalam lafadz ini masih perlu dipertanyakan, yaitu : kalau zaed berdiri mau ngapain broo?
- lafadz yang tersusun dari dua kalimat atau lebih serta memberikan faedah itu harus disenaja atau berbahasa arab, maksudnya kalau kita mengartikan وضع itu disenaja berarti kalau lafadz itu di ucapkan oleh orang yang sedang tidur maka tidak bisa dikatakan kalam meskipun lafadz nya itu جاء زيد . kalau وضع itu kita artikan berbahasa arab berarti selain bahasa arab tidak bisa di katakana kalam meskipun tersusun dari beberapa kalimat . contoh I Love You.
Kalimat : satu kata atau satu ungkapan yang mempunyai arti .
Contoh زيد
Kalimat itu dibagi tiga bagian :
- kalimat isim
- kalimat fi'il
- kalimat huruf
ü kalimat isim : satu kata yang menunjukkan ma'na dirinya
sendiri dan tidak bersama'an dengan zaman yang tiga. Contoh زيد dan هند
ü kalimat fi'il :
satu kata yang menunjukkan ma'na dirinya sendiri dan beersama'an dengan zaman
yang tiga. Contoh ضرب , يضرب
dan إضرب.
ü Kalimat huruf : satu kata yang tidak menunjukkan ma'na
kalau tidak bersama'an dengan kalimat lain. Contoh هل , في dan
lainnya.
KETERANGAN:
- Kalimat isim dan fi’il itu sama-sama mempunyai arti yang bisa di faham meskipun tidak bersamaan dengan kalimat lain. Hanya saja kalau kalimat isim itu tidak terikat dengan zaman (waktu) yang tiga: 1. Zaman Madhi (waktu yang sudah terjadi), 2. Zaman Istiqbal (waktu yang masih akan terjadi), 3. Zaman Hal (waktu yang sedang terjadi). Seperti lafadz زيد dalam contoh di nomor satu, itu tidak ada yang mempunyai arti sudah zaid, akan zaid atau sedang zaid. Sedangkan kalimat fi’il, itu terikat dengan zaman yang tiga tersebut, seperti dalam contoh di nomor dua, ضرب artinya (sudah memukul), يضرب (akan memukul atau sedang memukul).
- Kalimat huruf itu tidak akan mempunyai arti yang bisa di faham kecuali bersamaan dengan kalimat lain seperti huruf في dalam contoh في البيت . ma’na في dalam contoh tersebut seandainya tidak ada lafadz البيت maka ma’nanya tidak akan bisa di faham.
Kalimat isim bisa di ketahui dengan :
- jer contoh زيدٍ
- tanwin contoh زيدًٍَ ٌ
- ال contoh الرجل
- kemasukan huruf jer ( من, إلى, عن, على,في , رب , باء, كاف , لام dan huruf qosam yaitu واو, باء, تاء ) contoh كزيد .
kalimat fi'il bisa di ketahui dengan:
- قد contoh قد قام
- سين contoh سيقوم
- سوف contoh سوف تعلمون
- ta' ta'nits as sakinah ( yang mati ) contoh قامت
kalimat huruf bisa diketahui dengan tidak bisanya kalimat huruf untuk menerima tanda-tandanya kalimat isim
dan fi'il seperti contoh هل
, lafadz ini tidak bisa menerima tanwin ( tidak bisa di baca ) هلٍ atau قد هل .
KETERANGAN:
- Kalimat isim bisa di bedakan dari kalimat fi’il dan huruf karena kalimat isim bisa menerima jer, tanwin, ال dan bisa kemasukan huruf jer seperti lafadz الرجل dalam contoh جاء الرجل bisa di ketahui bahwa lafadz termasuk kalimat isim karena lafadz tersebut kemasukan ال.
- Kalimat fi’il bisa di bedakan dari kalimat isim dan huruf karena kalimat fi’il bisa kemasukan قد, سين, سوف dan ta’ ta’nis yang mati seperti lafadz تعلمون dalam contoh سوف تعلمون bisa di ketahui bahwa lafadz itu adalah kalimat fi’il karena lafadz tersebut kemasukan سوف.
- Kalimat huruf bisa di bedakan dari kalimat isim dan fi’il sebab tidak bisanya kalimat huruf untuk menerima tanda-tanda kedua kalimat tersebut seperti halnya huruf هل itu tidak bisa di baca هلً atau di baca سوف هل.
II.
TA'RIF ATAU DIFINISI
Sebelum kita mempelajari bab
I’rob alangkah lebih baiknya kalau kita mempelajari terlebih dahulu
difinisi-difinisi lafadz yang berhubungan dengan bab I’rob seperti difinisi
isim mufrod, difinisi jamak dan lain sebagainya.
v
Isim Mufrod : isim yang bukan isim tatsniyyah, bukan
jamak dan bukan lafadz yang di samakan dengan isim tatsniyah dan jamak dan
bukan asma’ul khomsah contoh زيد
.
v
Isim Tats niyyah :
isim yang menunjukkan ma'na dua contoh زيدان
( dua zaid ) هندان ( dua hindun ) .
v
Jamak : isim yang menunjukkan ma’na banyak (tiga
ke atas) baik laki-laki atau perempuan seperti lafadz زيدون
dan lafadz مسلمات.
Jamak di bagi menjadi tiga bagian yaiut:
1.
Mudzkkar salim :isim yang mennunjukkan ma'na laki-laki banyak (
tiga ke atas) seperti lafadz زيدون ( beberapa zaid ) dalam contoh جاء الزيدون.
2.
Muannas salim : isim yang menunjukkan ma'na perempuan
banyak ( tiga ke atas(
dengan tambahan alif dan ta' di akhirnya, seperti lafadz هندات
dalam contoh جائت الهندات.d
3.
Taksir : lafadz yang berubah
dari bentuk mufrodnya baik perubahan tersebut dengan cara ditambah seperti
lafadz صنوان yang merupakan perubahan dari lafadz صنو atau
perubahan tersebut dengan cara di kurangii seperti lafadz تخم yang merupakan perubahan dari lafadz تختمة atau perubahan tersebut secara harkat sepserti
lafadz أسد dari
lafadz أسد
atau dengan cara menambah dan merubah
harkatnya seperti lafadz رجال dari lafadz رجل atau dengan cara menambah dan mengurangi
serta merubah harkatnya seperti lafadz غلمان dari
lafadz غلام
.
v
Fi’il Mudore’ Shohih
Akhir: fi’il mudhore’ yang akhirnya tidak terdiri dari salah satu huruf
illat yaitu: ( واو, الف, ياء
) seperti lafadz ضرب .
v
Fi’il Mudore’ Mu’tal Akhir: fi’il
mudhore’ yang akhirnya berupa salah satu huruf illat yang tiga tersebut seperti
lafadz يرضى dan يرمي .
v
Asma’ul Khomsah
: isim-isim yang lima yaitu (أب, أخ, حم, فو, ذو ).
v
Af’alul Khomsah : fi’il fi’il yang lima yaitu ( يفعلان, تفعلان, يفعلون, تفعلون, تفعلين ).
III.
I'ROB
A.
DIFINISI I’ROB
I'rob ialah berubahnya akhir kalimat sebab masuknya amil yang
berbeda-beda seperti perubahan harkat dal dalam contoh : جاء زيد, رأيت
زيدا , مررت بزيد .
KET : dalam contoh di atas lafadz زيد
sebelum kemasukan amil ( جاء, رأيت , مررت ب
) dibaca زيد tanpa harkat huruf
dal, dan setelah lafadz زيد tersebut kemasukan amil maka harkat dalnya
berubah sesuai dengan amil yang masuk pada lafadz زيد
tersebut, apabila kemasukan amil rofa' maka dibaca rofa' seperti contoh جاء زيدٌ
, apabila kemasukan amil nashob maka dibaca nashob seperti contoh رأيت زيداً dan apabila kemasukan amil jer maka dibaca
jer seperti contoh مررت بزيدٍ . Dan berubahnya harkat dal dalam lafadz زيد dari
di baca دٌ , داً sampai ke دٍ
sebab kemasukan amil yang berbeda-beda ( جاء, رأيت dan مررت ب ) itu dikatakan I'rob.
B.
PEMBAGIAN I’ROB
I'rob dibagi menjadi empat :
- Rofa'
- Nashob
- Jer
- Jazem
Dari ke empat I'rob tersebut yang masuk pada kalimat isim hanya tiga
yaitu:
- I'rob Rofa'
- I'rob Nashob
- I'rob Jer
Dan yang masuk pada kalimat fi'il juga ada tiga yaitu :
- I'rob Rofa'
- I'rob Nashob
- I'rob Jasem
KET :
1.
Akhirnya kalimat isim itu pasti
dibaca salah satu dari yang tiga tersebut, dalam artian kalau tidak dibaca
rofa' ya dibaca nashob atau jer seperti contoh جاء
زيد, رأيت زيدا , مررت بزيد dan tidak
mungkin di baca jazem contoh جاء زيد
dengan mensukunkan harkatnya dal.
2.
Akhirnya kalimat fi'il itu juga
pasti di baca salah satu dari yang tiga tersebut ( kalau tidak di baca rofa' ya
dibaca nashob atau jazem seperti contoh يفعــــــل لـــن يفعل,
لم يفعل dan
tidak mungkin dibaca jer contoh يفعلِ
dengan mengejerkan harkatnya lam.
C.
TANDA-TANDA I'ROB
Setelah kita sudah mengenal
bahwa I'rob itu ada empat, maka langkah selanjutnya kita harus mengetahui akan
tanda-tandanya, karna dari ke empat I'rob tersebut mempunyai tanda-tanda
tersendiri.
a.
I’ROB ROFA’
1.
TANDA-TANDA I'ROB ROFA'
i'rob rofa' mempunyai empat
tanda-tanda yaitu:
- Dhommah
- Wau
- Alif
- tetapnya nun
Dan ke empat tanda-tanda
I'rob rofa' tersebut mempunyai bagian masing-masing.
v DHOMMAH
Dhommah menjadi tanda-tanda
I'rob rofa' ada di empat bagian yaitu:
- Isim mufrod contoh جاء زيدٌ
- Jamak taksir جاء الرجال
- Jamak muannats salim جائت المسلمات
- Fi'l mudori' yang yang akhirnya tidak bersambung dengan Sesuatu apapun يفعل
v WAU
Wau menjadi tanda-tandanya
I'rob rofa' ada di dua bagian yaitu:
- Jamak mudzakkar salim contoh زيدون قائمون
- Asma'ul khomsah ( أب, أخ, حم, فو, ذو ) contoh
- أبوك قائم, أخوك قاعد , حموك جالس, هذافوك, صاحبك ذو مال
v ALIF
Alif menjadi tanda-tandanya I'rob rofa' hanya ada di satu bagian yaitu
Isim tats niyyah contoh قال رجلان
.
v TETAPNYA NUN
Tetapnya nun menjadi tanda-tanda
I'rob rofa' juga hanya ada di satu bagian yaitu fi'il mudhore' yang bersambung
dengan dhomir tasniyyah, dhomir jamak dan dhomir muanats mukhotobah atau lebih
dikenal dengan sebutan af'alul khomsah contoh :
يفعلان , تفعلان, يفعلون , تفعلون , تفعلين
.
KETERANGAN: perlu di ketahui bahwasannya, dalam sebuah kalimat
itu tidak akan lepas dari I’rob, dan dalam I’rob tersebut tidak akan lepas dari
macam-macam I’rob yang empat tersebut dan dalam I’rob tersebut tidak akan lepas
dari yang namanya tanda-tanda sebagaimana tanda-tanda yang di miliki I’rob
rofa’ tersebut. Dan fungsi dari adanya tanda-tanda tersebut
2.
ISIM-ISIM YANG HARUS DIBACA
ROFA'
Setelah kita mengetahui
tanda-tanda I'rob rofa' dan beberapa pembagiannya, dan sebelum kita melangkah
ke I'rob nashob, menurut kami alangkah lebih baiknya kalau kita mengetahui
terlebih dahulu isim-isim yang harus dibaca rofa'.
Isim yang dibaca rofa' ada
tujuh yaitu:
- Fa'il
- Naibul Fa'il
- Mubtada'
- Khobar
- Isimnya كان dan saudaranya
- Khobarnya إن dan saudaranya
- Lafadz yang ikut pada lafadz yang di baca rofa', yaitu:
ü Na'at
ü Atof
ü Taukid
ü Badal
·
FA'IL
Fa'il : Isim yang dibaca
rofa' yang jatuh setelah fi'il seperti lafadz زيد dalam contoh جاء
زيد .
Fa'il dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Fa'il Isim Dhohir ( Fa'il yang terbentuk dari isim dhohir ) seperti contoh di atas.
- Fa'il isim dhomir ( fa'il yang terbentuk dari isim dhomir ).
Fa'il isim dhomir ada dua belas, yang dua untuk mutakallim seperti
contoh ضربت dan ضربنا
, yang lima
untuk mukhotob seperti contoh:
Ø ضربت untuk mufrod mukhotob
Ø ضربت untuk mufrodah
mukhotobah
Ø ضربتما untuk tatsniyya
mukhotob
Ø ضربتم untuk jamak mudzakkar
mukhotob
Ø ضربتن untuk jamak muannats
mukhotob
Sedangkan yang lima
untuk gho'ib seperti contoh :
Ø
ضرب untuk mufrod gho'ib
Ø
ضربت untuk mufrodah gho'ibah
Ø
ضربا untuk tatsniyya gho'ib
Ø
ضربوا untuk jamak mudzakkar gho'ib
Ø ضربن untuk jamak muannats gho'ib
KET : setelah kita
mengetahui difinisi fa'il dan pembagiannya, maka agar lebih mengerti apa
maksudnya, apa hubungannya dengan bab I'rob dan bagai mana cara membacanya,
alangkah lebih baiknya kalau kita langsung memperaktekkannya.
contoh yang gampang;
Ø
جاء زيد
Ø
جاء الرجال
Ø
جاء الزيدون
Ø
جاء الزيدان
Ø
جائت المسلمات
)
* ) dalam contoh pertama terdapat susunan dua kalimat yaitu
جاء dan زيد
yang mana lafadz جاء merupakan fi'il dan
lafadz زيد merupakan fa'ilnya,
dan dari sinilah kita harus kembali ke lap top ( bab I'rob). Kita sudah
mengetahui bahwa زيد dalam contoh di atas
kedudukannya menjadi fa'il dan hukumnya fa'il harus dibaca ro'fa', . iya too?. Pertanya'annya memakai
tanda-tanda I'rob rofa' apakah lafadz زيد tersebut?
Langkah pertama,
yang harus kita perhatikan untuk mengetahui jawabannya iyalah. Kita harus mengetahui
bentuk kalimatnya. Apakah lafadz زيد tersebut terbentuk dari kalimat mufrod atau jamak ?………. jawabannya, ternyata lafadz زيد tersebut terbentuk
dari kalimat mufrod.
Langkah selanjutnya,
kita harus mengetahui tanda rofa'nya isim mufrod, apakah memakai tanda rofa'
dhommah atau tanda rofa' yang lain ?……….jawabannya, ternyata isim mufrod tanda
rofa'nya memakai dhommah.
Dan kesimpulan
jawabannya iyalah, tanda rofa'nya lafadz زيد memakai dhommah. Sudah beres kan, tinggal kita praktekkan sendiri ke
contoh-contoh yang di bawahnya dan contoh-contoh yang lain…. Key……!
·
NA'IBUL FA'IL
Na'ibul fa'il : isim yang di baca rofa' yang tidak
menyebutkan fa'ilnya atau maf ul yang menggantikan posisinya fa'il setelah
fa'il tersebut di buang, seperi lafadz ضرب زيد yang asalnya ضرب
عمروزيدا .
Na'ibul fa'il dibagi menjadi dua bagian yaitu :
- na'ibul fail isim dhohir seperti contoh di atas
- na'ibul fa'il isim dhomir seperti contoh
Ø
ضربت dan ضربنا untuk mutakallim
Ø
ضربت untuk mufrod mukhotob
Ø
ضربت untuk mufrodah mukhotobah
Ø
ضربتما untuk tatsniyya mukhotob
Ø
ضربتم untuk jamak mudzakkar mukhotob
Ø
ضربتن untuk jamak muannats mukhotob
Ø
ضرب untuk mufrod gho'ib
Ø
ضربت untuk mufrodah gho'ibah
Ø
ضربا untuk tatsniyya gho'ib
Ø
ضربوا untuk jamak mudzakkar gho'ib
Ø
ضربن untuk jamak muannats gho'ib
KET : apabila fi'ilnya na'ibul fail itu
berupa fi'il madhi maka cara membacanya, huruf pertamanya di baca dhommah dan
huruf sebelum akhir di baca kasroh contoh ضرب
, dan apabila fi'ilnya berupa fi'il mudhore' maka cara membacanya huruf pertama
dibaca dhommah dan huruf sebelum akhir di baca fathah contoh يضرب .
·
MUBTADA' & KHOBAR
Mubtada' : isim yang dibaca rofa' yang sepi dari
amil lafdzi seperti lafadz زيد dalam
contoh زيد قائم .
Khobar : isim yang dibaca rofa' yang
disandarkan pada mubtada' seperti lafadz قائم
dalam contoh زيد قائم .
Mubtada' dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
- Mubtada' isim dhohir seperti lafadz زيد dalam contoh di atas.
- mubtada' isim dhomir ( mubtada' yang terbentuk dari isim dhomir )
Mubtada' isim dhomir ada dua
belas yaitu :
( أنا, نحن, أنت,
أنت, أنتما, أنتم, أنتن, هو, هي, هما, هم, هن )
Khobar juga dibagi dua bagian yaitu :
- Khobar Mufrod seperti lafadz زيد , زيدان , زيدون dalam contoh زيد قائم , زيدان قائمان dan contoh زيدون قائمون .
- Khobar Ghoiru Mufrod
Khobar Ghoiru Mufrod ada empat yaitu :
- Jer Majrur seperti lafadz في الدار dalam contoh زيد في الدار
- Dhorof seperti lafadz عندك dalam contoh زيد عندك
- Jumlah Fi'liyah ( susunan fi'il dan fa'il ) seperti قام أبوه dalam contoh زيد قام أبوه
- Jumlah Ismiyyah ( susunan mubtada' dan khobar ) seperti جاريته ذاهبة dalam contoh زيد جاريته ذاهبة .
KET : khobar mufrod iyalah khobar yang
bukan jumalah atau serupanya jumlah beda dengan mufrod dalam bab I'rob (
lihat mufrod dalam bab I'rob ). Jadi walaupun yang menjadi khobar itu
terbentuk dari isim tasniyyah atau jamak tetap dikatakan mufrod, seperti lafadz
قائمان dalam contoh زيدان قائمان , kalau dalam bab I'rob dikatakan isim
tasniyyah tapi kalau dalam bab khobar dikatakan mufrod.
Khobar ghoiru mufrod
iyalah khobar yang terbentuk dari jumlah ( jumlah ismiyyah atau jumlah
fi'liyyah ) atau sibhul jumlah ( serupanya jumlah ).
Yang dimaksud Syibhul Jumlah
( serupanya jumlah ) iyalah dhorof dan jer majrur seperti lafadz في الدار dan عندك
dalam contoh زيد في الدار dan زيد عندك , dan khobar
dalam contoh tersebut dikatakan khobar ghoiru murod karna khobarnya terbentuk
dari susunan jer majrur dan dhorof.
Jumlah ismiyyah iyalah
susunan kalimat yang terdiri dari mubtada' dan khobar seperti contoh زيد قائم .
Jumlah fi'liyyah
iyalah susunan kalimat yang terdiri dari fi'il dan fa'il seperti contoh قام زيد
.
§ AMIL-AMIL YANG MASUK PADA MUBTADA'
Amil yang masuk pada susunan
mubtada' khobar dan bisa merusak baca'annya ada tiga yaitu :
- كان وأخواتها
- إن وأخواتها
- ظن وأخواتها
·
كان DAN SAUDARA-SAUDARANYA
كان dan
saudara-saudaranya beramal : merofa'kan isimnya dan menashobkan khobarnya
seperti contoh كان زيد قائما .
Saudara-saudaranya كان yaitu :
Ø
أمسى seperti contoh أمسى زيد غنيا
Ø
أصبح seperti contoh أصبح البرد شديدا
Ø
أضحى seperti contoh أضحى الفقيه ورعا
Ø
ظل seperti contoh ظل زيد قائما
Ø
بات seperti contoh بات زيد ساهرا
Ø
صار seperti contoh صار السعر رخيصا
Ø
ليس seperi contoh ليس زيد قائما
Ø
مازال seperti contoh مازال زيد عالما
Ø
ماانفك seperti contoh ماانفك عمرو جالسا
Ø
مافتئ seperti contoh مافتئ بكر
محسنا
Ø
مابرح seperti contoh مابرح محمد كريما
Ø
مادام seperti contoh لاأصحبك مادام زيد مترددا
Ø
Dan lafadz yang ke
tasrif dari lafadz-lafadz di atas seperti يكون
dan كن dan lain-lain.
KET : Dari keterangan
di atas kita bisa mengambil kesimpulan yang diantaranya:
ü
Kita sudah tahu bahwasanya
lafadz-lafadz di atas merupakan amil-amil yang merusak terhadap susunan
mubtada' dan khobar maksudnya, kalau ada
susunan kalimat yang terbentuk dari mubtada' dan khobar kemasukan salah satu
amil-amil diatas maka khobarnya tidak di baca rofa' lagi akan tetapi di baca
nashob seperti lafadz قائما
dalam contoh كان زيد قائما yang
asalnya زيد قائم dengan merofa'kan
lafadz قائما .
ü
Isimnya lafadz – lafadz di
atas harus di baca rofa' sebagaimana keterangan sebelumnya, bahwasanya di
antara isim yang harus dibaca rofa' yaitu isimnya كان
dan saudara-saudaranya.
·
إن DAN SAUDARA-SAUDARANY
إن dan saudara-saudaranya beramal : Menashobkan isimnya dan merofa'kan
khobarnya seperti contoh إن زيداقائما
.
Saudara-saudaranya إن yaitu :
Ø
أن seperti contoh بلغني أن زيدا
منطلق
Ø
لكن seperi contoh قام القوم لكن
عمرا جالس
Ø
كأن seperti contoh كأن زيدا أسد
Ø
ليت seperti contoh ليت عمرا شاخص
Ø
لعل seperi contoh لعل الحبيب قادم
FAIDAH –FAIDAH إن DAN SAUDARANYA
ý إن dan
أن berfaidah للتوكيد
ý لكن berfaidah للإستدراك
ý كأن berfaidah للتشبيه
ý ليت berfaidah
للتمنى
ý لعل berfaidah للترجي dan للتوقع
·
ظن DAN SAUDARA-SAUDARANYA
ظن
dan saudara-saudaranya beramal : menashobkan isim dan khobarnya seperti contoh ظننت زيدامنطلقا .
Saudara-saudaranya ظن yaitu :
Ø
حسبت seperti contoh حسبت الحبيب
قادما
Ø
خلت seperti contoh خلت الهلال لائحا
Ø
زعمت seperti contoh زعمت
بكراصديقا
Ø
رأيت seperti contoh رأيت الصدق منجيا
Ø
علمت seperti contoh علمت الجود محبوبا
Ø
وجدت seperti contoh وجدت العلم
نافعا
Ø
اتخذت seperti contoh اتخذت بكرا صديقا
Ø
جعلت seperti contoh جعلت الطين إبريقا
Ø
سمعت seperti contoh سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول
KET : إن dan saudara-saudaranya dan juga ظن
dan saudara-saudaranya termasuk
amil-amil yang merusak terhadap susunan mubtada' dan khobar sebagaimana كان dan saudara-saudaranya hanya saja
pengamalannya berbeda, contoh زيدقائم
kalau lafadz ini kemasukan كان
atau saudara-saudaranya maka dibaca كان زيد قائما
( menashobkan khobarnya yang berupa lafadz قائما
), kalaulafadz ini kemasukan إن atau saudara-saudaranya maka dibaca إن زيداقائم ( menashobkan isimnya yang berupa lafadz زيدا ) dan kalau kemasukan ظن atau saudara-saudaranya
maka dibaca ظننت زيدا قائما ( menashobkan kedua-duanya dan menjadikan
keduanya maf'ul ).
·
NA'AT
ü
DIFINISI NA’AT:
Na’at ialah isim yang
menjelaskan sifatnya man’ut atau sifatnya lafadz yang berhubungan dengan man’utseperti
lafadz العاقل dan lafadz قام Dalam contoh
جاء
زيد العاقل dan
contoh جاء الذي قام أبوه
ü
PEMBAGIAN NA’AT:
Na’at di bagi menjadi dua:
1.
Na’at Haqiqy.
2.
Na’at Sababy.
Na’at Haqiqy ialah:
Na’at yang menjelaskan sifatnya Ma’ut sendiri seperti lafadz
العاقل dalam
contoh جاء زيد العاقل
Na’at Sababy ialah:
Na’at yang menjelaskan sifatnya lafadz yang mempunyai hubungan dengan man’ut
seperti lafadz قام dalam contoh جاء الذي قام أبوه
ü
HUKUM NA’AT:
Na’at Haqiqy harus
sama dengan man’utnya dalam segi I’robnya, mudakkar muannatsnya, mufrod
tasniyah dan jamaknya serta dalam segi ma’rifat nakirohnya.
Na’at Sababy harus
sama dengan man’utnya dalam segi ma’rifat nakirohnya, I’robnya serta dalam segi
tatsniyah dan mudakkarnya.
KET: sesuai dengan difinisinya, na’at merupakan
lafadz yang menjelaskan sifat man’ut atau lafadz yang berhubungan dengan man’ut,
seperti lafadz :
§
العاقل dalam contoh pertama merupakan sifat dari زيد .yang mana dengan adanya sifat tersebut
memberi penjelasan bahwa yang datang adalah زيد
yang mempunyai akal bukan زيد lainnya.
§
الذي قام dalam contoh
yang kedua merupakan sifat dari lafadz أبوه
(lafadz yang berhuungan dengan man’ut), yang mana dengan adanya sifat tersebut
member penjelsan bahwa yang datang
adalah زيد yang bapaknya
berdiri.
MA'RIFAT DAN NAKIROH
MA'RIFAT : isim yang menunjukkan pada Sesutu yang
tertentu seperti contoh زيد yang mana lafadz زيد tersebut tertentu pada زيد.
NAKIROH : setiap isim yang mencakupi pada semua
jenisnya contoh رجل yang mana lafadz رجل tersebut mencakupi pada semua jenis
laki-laki seperti زيد ,
بكر dan عمرو .
Menurut sebagian pendapat
isim nakiroh iyalah : setiap lafadz yang pantas untuk dimasuki ال seperti lafadz رجل karna lafadz ini bisa kemasukan ال
( menjadi الرجل ).
Iasim ma'rifat ada enam yaitu :
- isim dhomir contoh أنا
- isim alam contoh زيد
- isim isyaroh contoh هذا
- isim mausul contoh الذي
- lafadz yang kemasukan ال contoh الرجل
- lafadz yang di mudhofkan pada salah satu yang lima tersebut seperti lafadz غلام dalam contoh غلامي, غلام زيد, غلام هذا, غلام الذي قام أبوه, غلام الرجل
·
TAUKID
ü
DIFINISI TAUKID
Taukid ialah lafad yang menguatkan terhadap lafadz sebelumnya ( muakkad ) dan
menghilangkan ketidak jelaan yang ada pada lafadz sebelumnya (muakkad ). Seperti
lafadz نفسه dan زيد dalam contoh جاء زيد
نفسه dan جاء زيد زيد
ü
PEMBAGIAN TAUKID
Taukid di bagi menjadi dua:
1.
taukid lafdi
2.
taukid ma’nawy
Taukid lafdi ialah taukid
yang lafadnya sama persis dengan lafad sebelumnya, baik berupa isim seperti
lafad زيد yang kedua dalam contohجاء زيد زيد atau berupa fi’il seperti lafad أتاك yang kedua dalam contoh أتاك أتاك اللاحقون atau berupa huruf seperti huruf لا dalam contoh لالاأبوح atau berupa jumlah seperti jumlah ضربت زيدا yang kedua dalam contoh ضربت زيداضربت زيدا .
Taukid ma’nay ialah
taukid yang lafadnya menggunakan lafad tertentu, seperti lafad نفسه
dalam contoh جاء زيد نفسه
Lafad-lafad taukid ma’nawy:
- النفس
- العين
- كل
- جميع
- عامة
- كلا
- كلتا
- أجمع
- Dan lafadz-lafadz yang ikut pada lafadz أجمع seperti أكتع , أبتع dan أبصع .
ü
HUKUM TAUKID:
Ø Taukid harus ikut pada muakkad dalam segi I’robnya ( rofa’,
nashob dan jerrnya ) serta harus terdiri dari isim ma’rifat, seperti lafad نفسه dan lafad زيد yang kedua dalam contoh جاء زيد نفسه dan contoh جاء زيد زيد.
Menurut ulama’ bashroh tidak boleh mentaukiti lafadz yang nakiroh dengan lafadz-lafadz
taukid ma’nawy.
Ø
Taukid ma’nawy harus
bersambung dengan domir yang cocok dengan muakkad. Seprti contoh جاء زيد نفسه , جائت
هند نفسها, جاء القوم كلهم .
Ø
Boleh menambah lafadz أجمع setelah lafadz كل untuk menambah dalam mentaukiti seperti contoh جاء القوم كلهم أجمعون .
Ø Lafadz-lafadz taukid yang ikut pada lafadz أجمع boleh ditambahkan setelahnya, untuk menambah dalam mentaukiti (
menguatkan taukid ). SepertI contoh جاء القوم كلهم أجمعون أكتعون
·
ATAF
ü
DIFINISI ATAF
Ataf ialah isim yang dalam segi I’robnya ikut pada lafadz sebelumnya
(ma’tuf alaih), baik antara ma’tuf dan ma’tuf alaihnya terdapat huruf ataf atau
tidak ada. Seperti lafad عمرو
dan خالد dalam contoh جاء زيد وعمرو dan contoh دخل أبو شريح خالد .
ü
PEMBAGIAN ATAF
Ataf dibagi menjadi dua:
- Ataf Bayan
- Ataf Nasaq
Ataf Bayan ialah isim yang ikut pada ma’tuf alaih, yang
terbentuk dari isim jamid, yang sama dengan sifat (Na’at) dalam menjelaskan
matbu’nya apabila terdiri dari isim ma’rifat dan mentakhsis matbu’nya apabila
terdiri dari isim nakiroh, seperti lafadz خالد dan صديد
dalam contoh دخل أبو شريح خالد
dan contoh من ماءصد يد .
Ataf Nasaq ialah iasim yang ikut pada ma’tuf alaih yang
mana antara isim tersebut terdapat huruf ataf, seperti lafadz عمرو dalam contoh جاء زيد وعمرو .
Huruf ataf (huruf yang ada di
antara isim dan ma’tuf alaih) itu ada sepuluh:
- واو , seperti dalam contoh جاء زيد وعمرو
- فاء , seperti dalam contoh جاء زيد فعمرو
- ثم , seperti dalam contoh جاء زيد ثم عمرو
- أو , seperti dalam contoh جاء زيد أو عمرو
- أم , seperti dalam contoh أجاء زيد أم عمرو
- إما seperti dalam contoh تزوج إما هندا وإما أختها
- بل seperti dalam contoh جاء زيد بل عمرو
- لا seperti dalam contoh جاء زيد لا عمرو
- لكن seperti dalam contoh جاء زيد لكن عمرو
- حتى seperti dalam contoh أكلت السمك حتى رأسها
ü
HUKUM ATAF
Ø
Ataf Bayan harus cocok dengan ma’tuf alaihnya dalam
segi I’robnya, Mudakkar dan Muannatsnya, Mufrod, Tatsniyyah dan Jama’nya serta
harus cocok dalam segi Ma’rifat dan Nakirohnya, seperti lafadz خالد dalam contoh دخل
أبو شريح خالد
Ø
Fi’il boleh di atafkan pada
fi’il apabila zamannya sama walaupun lafadznya berbeda, seperti lafadz يقعد dalam contoh زيد
يقوم ويقعد , زيد لن يقوم ويقعد, dan contoh زيد لم يقم
ويقعد .
·
BADAL
ü
DIFINISI BADAL
Badal ialah: isim yang ikut pada matbu’nya ( مبدل منه ) dengan tampa pelantara serta yang menjadi sasaran
hokum seperti lafadz أخوك dalam
contoh جاء زيد أخوك . dalam contoh ini
yang dikena hokum datang adalah أخوك
bukan زيد , meskipun
notabeninya yang di maksud أخوك
adalah زيد .
KETERANGAN:
- Sebuah kalimat bisa di jadikan badal apabila terdiri dari kalimat isim. Dalam contoh di atas lafad اخوك terdiri dari asma’ul khomsah.
- Kalimat yang menjadi badal itu harus sama dengan matbu’nya (مبدل منه ). Dalam contoh di atas lafadz أخوك pembaca’annya sama dengan lafadz زيد, yaitu sama-sama di baca rofa’.
- Antara badal dan mubdal minhu tidak ada pelantara atau tidak ada kalimat atau huruf yang memisah di antara keduanya. Dalam contoh di atas, antara lafadz أخوك dan lafadz زيد tidak ada pemisah, tidak seperti lafadz عمرو dan lafadz زيد dalam contoh جاء زيد وعمرو, karena antara keduanya terdapat pemisah yaitu huruf wau ( واو ).
- Kalimat yang menjadi badal itu menjadi objek (sasaran hukum). Dalam contoh di atas lafadz أخوك menjadi sasaran hukum atau dengan kata lain yang datang adalah أخوك .
ü
PEMBAGIAN BADAL
Badal di bagi menjadi empat:
- بدل الكل من الكل
- بدل البعض من الكل
- بدل الإشتمال
- بدل الغلط
- بدل الكل من الكل ialah lafadz yang menjadi badal pada hakikatnya adalah mubdal minhu, seperti lafadz أخوك dalam contoh جاء زيد أخوك .
- بدل البعض من الكل ialah lafadz yang menjadi badal merupakan bagian dari mubdal minhu, seperti lafadz ثلثه dalam contoh أكلت الرغيف ثلثه .
- بدل الإشتمال ialah lafadz yang menjadi badal mempunyai hubungan erat dengan mubdal minhu, meskipun pada hakikatnya lafadz tersebut bukan termasuk mubdal minhu dan juga bukan bagian dari mubdal minhu, seperti lafadz علمه dalam contoh نفعني زيد علمه .
- بدل الغلط ialah lafadz yang dalam penyebutannya untuk menghilangkan kesalahan dalam menyebutkan mubdal minhu, seperti lafadz الفرس dalam contoh ركبت زيدا الفرس.
ü
HUKUM BADAL
Badal harus cocok dengan Mubdal Minhu dalam
segi I’robnya, seperti lafadz الجامد
dalam contoh الإسم
قسمان, الجامد , sedangkan dalam ma’rifat dan nakirohnya tidak harus cocok
seperti lafadz الجامد di atas, yang mana lafadz tersebut merupakan isim ma’rifat
sedangkan Mubdal Minhu-nya yaitu lafadz قسمان berupa isim Nakiroh.
b.
I’ROB NASHOB
1.
TANDA-TANDA I’RO NASHOB
i'rob nashob mempunyai lima
tanda-tanda yaitu:
1.
Fathah
2.
Alif
3.
Kasroh
4.
Ya’
5.
Terbungnya Nun (حذ ف النون )
Dan ke lima tanda-tanda I'rob
Nashob tersebut mempunyai bagian masing-masing.
v FATHAH
Fathah menjadi tanda-tanda I'rob Nashob ada di tiga tempat
yaitu:
- Isim Mufrod seperti lafadz زيدا dalam contoh رأيت زيدا
- Jamak Taksir seperti lafadz الرجال dalam contoh رأيت الرجال
- Fi’il Mudore’ yang kemasukan amil nashob yang mana akhir fi’il Mudore’ tersebut tidak bersambung dengan nun taukid mubasyaroh, Nun muannats, dhomir jamak, dhomir tatsniya dan juga tidak bersambung dengan dhomir muannats mukhotobah seperti lafadz يفعل dalam contoh لن يفعل.
v ALIF
Alif menjadi tanda-tandanya I'rob Nashob ada di
satu tempat yaitu:
1.
Asma’ul Khomsah seperti lafazd اباك dalam contoh رأيت
أباك
v KASROH
kasroh menjadi tanda-tandanya I'rob Nashob ada di satu tempat yaitu :
- Jamak Muannats salim seperti lafadz مسلما ت dalam contoh رأيت المسلما ت.
v YA’
Ya’ menjadi tanda-tanda I'rob
Nashob ada di dua tempat yaitu:
- Isim Tatsniyyah seperti lafadz زيدين dalam contoh رأيت الزيدين.
- Jamak Mudzakkar Salim seperti lafadz زيدين dalam contoh رأيت الزيدين.
v TERBUANGNYA NUN
Terbuangnya nun menjadi
tanda-tanda I’rob Nashob ada di fi’il yang rofa’nya memakai tetapnya nun yaitu
Af’alul Khomsah seperti lafadz يفعلا dalam contoh لن
يفعلا . yang mana lafadz tersebut dalam tingkah rofa’nya di baca يفعلان .
KETERANGAN: untuk
membedakan isim tatsniyah dan jamak mudzakkar dalam tingkah nashobya ialah:
kalau Isim Tatsniyyah huruf yang jatuh sebelum ya’ di baca fathah dan huruf
yang jatuh setelah ya’ di baca kasroh, sedangkan kalau jamak mudzakkar
kebalikannya.
ISIM-ISIM YANG DI BACA NASHOB
Isim yang di baca nashob itu ada lima belas yaitu:
- Maf’ul Bihi
- Maf’ul Mutlak
- Dhorof Zaman
- Dhorof Makan
- Hal
- Tamyiz
- Mustatsna
- Isimnya لا
- Munadha
- Khobarnya كان dan saudara-saudaranya
- Isimnya إن dan saudara-saudaranya
- Maf’ul min Ajlih
- Maf’ul ma’ah
- Kedua Maf’ulnya ظن dan saudara-saudaranya
- Lafadz yang ikut pada lafadz yang di baca nashob yaitu:
Ø
Na’at
Ø
Ataf
Ø
Taukid
Ø
Badal
·
Maf’ul bihi ialah: isim
yang dibaca nashob yang menjadi sasaran sebuah pekerja’an seperti lafadz زيدا dalam contoh رأيت
زيدا .
Maf’ul bihi di bagi menjadi dua bagian yaitu:
1.
Maf’ul bih isim dhohir seperti
lafadz زيد dalam contoh di atas,
2.
Maf’ul bihi isim dhomiir, dan maf’ul bihi isim dhomir ini
dibagi menjadi dua bagian yaitu:
o
Terdiri dari dhomir
muttashil.
o
Terdiri dari dhomir
munfashil.
Maf’ul bihi yang terdiri dari
isim dhomir muttashil itu ada dua belas yaitu:
- ني seperti dalam contoh ضربني
- نا seperti dalam contoh ضربنا
- ك seperti dalam contoh ضربك
- ك seperti dalam contoh ضربك
- كما seperti dalam contoh ضربكما
- كم seperti dalam contoh ضربكم
- كن seperti dalam contoh ضربكن
- ـــهseperti dalam contoh ضربه
- ها seperti dalam contoh ضربها
- هما seperti dalam contoh ضربهما
- هم seperti dalam contoh ضربهم
- هن seperti dalam contoh ضربهن
Maf’ul bihi yang terdiri dari isim dhomir munfashil juga ada dua belas
yaitu:
- إياي seperti dalam contoh ما أكرمت الا إياي
- إيانا seperti dalam contoh ما أكرمت إلا إيانا
- إياك seperti dalam contoh إياك نعبد
- إياك seperti dalam contoh إياك أحب
- إياكما seperti dalam contoh ما أكرمت إلا إياكما
- إياكم seperti dalam contoh ما أكرمت إلا إياكم
- إياكن seperti dalam contoh ما أكرمت إلا إيا كن
- إياه seperti dalam contoh ما أكرمت إلا إياه
- إياها seperti dalam contoh ما أكرمت إلا إياها
- إياهما seperti dalam contoh ماأكرمت إلا إياهما
- إياهم seperti dalam contoh ما أكرمت إلا إياهم
- إياهن seperti dalam contoh ما أكرمت إلا إيا هن
·
MAF’UL MUTLAK
Maf’ul Mutlak ialah: Masdar yang menjadi fudlah, yang menguatkan pada
amilnya masdar seperti lafadz تكليما
dalam contoh وكلم الله موسى تكليما atau menerangkan macamnya masdar seperti lafadz أخذdalam contoh فأخذ ناهم أخذ زيد atau
menerangkan hitungan masdar seperti lafadz ضربتين
dalam contoh ضربت زيدا ضربتين .
Maf’ul mutlak (Masdar) ada dua:
Ø
Maf’ul mutlak Lafdy
Ø
Maf’ul mutlak Ma’nawy
Masdar lafdy iyalah maf’ul mutlak yang dalam segi lafadz
cocok dengan amilnya (fi’’ilnya), seperti lafadz ضربتين
dalam contoh di atas.
Masdar ma’nawy iyalah maf’ul mutlak yang dalam segi
lafadz tidak cocok dengan lafadz amilnya, akan tetapi dalam segi ma’na cocok
dengan amilnya tersebut seperti lafadz قعودا
dalam contoh جلست قعودا .
Setelah kita tahu bahwa maf’ul mutlak itu adalah masdar, maka kita harus
tau apa masdar itu?.
Dikatakan bahwa, masdar ialah sebuah pekerjaan yang timbul dari orang
yang mengerjakan. Seperti “mukul”, yang mana pekerjaan mukul itu tidak aka ada
tanpa adanya orang yang mengerjakan pemukulan itu.
Menurut sebagian ulama lebih
gampangnya men difinisikan masdar ialah:
lafadz yang ada di urutan ketiga
dalam tasrifan fi’il seperti lafadz ضربا
dalam tasrifan fi’il yang berupa ضرب
.
·
DHOROF
Dhorof itu dibagi menjadi dua, yaitu dhorof zaman dan dhorof makan,
Dhorof Zaman menurut ulama’ nahwu ialah isim yang
menunjukkan waktu terjadinya sebuah
pekerjaan yang hukumnya harus dibaca nashob dengan mengira-ngirakan makna في, seperti lafadz يوم dalam contoh صمت يوم
الخميس, dan juga lafadz ليلة
daam contoh إعتكفت ليلة الخميس.[1]
Dhorof Makan ialah isim yang menunjukkan makna tempat terjadinya
pekerjaan yang hukumnya harus dibaca nashob dengan mengira-ngirakan maknanya في, seperti
lafadz أمام dan وراء dalam
contoh جلست أمام الشيخ dan جلست وراء الأستاذ.
Isim zaman dan isim makan itu dibagi menjadi dua bagian:
1. Mutasorrif
2. Ghoiru Mutasorrif:
Isim zaman mutashorrif ialah isim zaman yang
digunakan sebagai dhorof atau selain dhorof seperti lafadz يوم . sedangkan isim zaman yang ghoiru mutashorrif ialah isim zaman
yang hanya digunakan sebagai dhorof atau serupanya dhorof seperti lafadz سحر [2].
Isim makan yang muyashorrif seperti lafadz مكا ن sedangkan isim makan ghoiru mutashorrif
seperti عند [3].
TANBIH: sebagai yang diterangkan diatas bahwa
isim zaman mutashorrif ialah isim yang digunakan untuk dhorof atau selain
dhorof, contohnya lafadz يوم , lafadz يوم dikatakan isim zaman yang mutashoorif
karna lafadz itu bisa digunakan sebagai dhorof seperti dalam contoh سرت يوما dan juga bisa dijadikan selain dhorof
sebagaimana dalam contoh يوم الجمعة يوم مبارك yang mana dalam contoh itu يوم menjadi mubtada’.
·
Hal :
·
Tamyiz:
·
Mustatsna:
·
Isimnya لا
·
Munadha
·
Khobarnya